Sebagai seorang remaja, dulu saya sangat dihormati oleh masyarakat
sekitar saya karena mampu menghafal Al Quran dan bersekolah di SMA Al
Azhar. Akibatnya, banyak orang seringkali memanggil saya untuk
bersembahyang bagi teman atau saudara mereka yang sakit.
Ketika saya
mengunjungi seseorang yang sakit, hal pertama yang saya lakukan adalah
duduk di sebelahnya dan membacakan ayat-ayat Al Quran. Saya selalu
membacakan ayat yang paling terkenal untuk menyembuhkan penyakit:
“Jika
Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi
kamu, maka tak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan
kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara
hamba-hamba-Nya.”
--- Surat 10:107 ---
Dengan membacakan ayat
dari Al Quran, saya berharap untuk mendapat perhatian dari Allah.
Setelah itu baru saya berdoa, “Ya Allah, hambamu sedang sakit. Penyakit
ini datangnya daripadamu, tetapi kesembuhan juga berasal darimu. Karena
itu, kami memohon belas kasihan-Mu.”
Saya selalu merasa tidak nyaman
dengan melakukan ini. Saya merasa Tuhan sangat jauh, dan saya tidak tahu
apakah ia akan memperhatikan saya atau tidak. Setelah itu, Al Quran
mengatakan bahwa tidak ada satu orangpun yang berhak untuk ikut campur
merubah maksud Allah.
Muhammad sendiri berkata bahwa ia tidak mampu mempengaruhi Allah atas namanya:
“Katakanlah
(ya Muhammad): Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan
tidak (pula) menolak kemudaratan kecuali yang dikehendaki Allah.”
--- Surat 10:49 (Lihat juga Surat 7:188) ---
Jadi
saya membiarkan pasien itu setiap waktu tanpa kepastian apakah Allah
akan memperhatikan doa saya. Tetapi saya telah melakukan apa yang Allah
ijinkan untuk saya lakukan.
Penyembuhan dan mujizat adalah wilayah di
mana perbedaan antara Yesus dan Muhammad terlihat sangat mencolok.
Sebelum memulai perbandingan antara Yesus dan Muhammad, saya dengan
senang hati akan menjelaskan mengapa topik ini menjadi wilayah yang
sering diperdebatkan di kalangan umat Islam.
PERDEBATAN ANTARA MUHAMMAD DAN MUJIZAT
Apakah
Muhammad melakukan mujizat dan kesembuhan masih menjadi topik yang
diperdebatkan di kalangan umat Islam. Umat Islam mengakui bahwa Yesus
melakukan mujizat (seperti yang didukung oleh Al Quran), tetapi tidak
semua orang setuju bahwa Muhammad melakukan mujizat. Hal ini karena
adanya pertentangan di antara Al Quran dan Hadits (catatan tentang
ajaran dan perbuatan Muhammad). Ingatlah bahwa Muhammad memiliki
pengetahuan secara langsung tentang apa yang terdapat di dalam Al Quran
karena Al Quran dibuat berdasarkan pewahyuan yang menurut Muhammad
langsung berasal dari malaikat Gabriel. Namun, Muhammad tidak memiliki
kontrol terhadap hadits. Para pengikutnya bisa menceritakan apa saja
yang mereka inginkan, entah itu benar atau salah, dan Muhammad tidak
bisa mengontrol hal itu.
Al Quran mengatakan Muhammad tidak wajib
melakukan tanda-tanda untuk menunjukkan bahwa ia adalah seorang nabi.
Sebagai gantinya, Al Quranlah yang menjadi tanda terbesar dari kenabian
Muhammad. Muhammad berkata kepada orang-orang:
“Sesungguhnya
mujizat-mujizat itu terserah pada Allah. Dan sesungguhnya aku hanya
pemberi peringatan. Dan apakah tidak cukup bagi mereka bahwasanya Kami
telah menurunkan kepadamu al-Kitab (Al Quran) yang dibacakan kepada
mereka.”
--- Surat 29:50-51 ---
Dengan kata lain, Muhammad
berkata, “Aku adalah nabi. Jangan bertanya tentang tanda-tanda. Hanya
Allah yang melakukan mujizat.” Wahyu ini menyimpulkan, “Cukuplah Al
Quran menjadi tanda bagimu!”
Semua umat Islam setuju bahwa Al Quran
adalah mujizat terbesar yang diberikan kepada manusia. Al Quran
menyatakan bahwa tidak ada manusia atau roh yang dapat menciptakan buku
serupa itu.
“Katakanlah, “Sesungguhnya jika manusia dan jin
berkumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini, niscaya mereka tidak
akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian dari
mereka membantu satu sama lain.”
--- Surat 17:88 ---
“Kalau
sekiranya Kami menurunkan Al Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu
akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah.”
--- Surat 59:21 ---
Itu
sebabnya mengapa catatan tentang perbuatan ajaib di dalam hadits
menimbulkan kecurigaan terkait dengan kebenaran cerita itu. Beberapa
ahli agama Islam percaya bahwa sebagian besar mujizat itu diceritakan
oleh para pengikut Muhammad setelah ia meninggal untuk meyakinkan
orang-orang bahwa Muhammad adalah benar-benar seorang nabi. Sebagian
umat Islam lainnya, meyakini bahwa perbuatan mujizat itu benar-benar
terjadi. Ketika saya masih kecil, saya mempercayai cerita-cerita yang
saya pikirkan. Tapi kami tidak terlalu memikirkan hal itu. Topik ini
tidak ditekankan dalam ajaran Islam.
Dengan pemahaman ini, mari kita
bandingkan catatan Yesus dan Muhammad tentang perbuatan mujizat. Untuk
memperjelas hal ini, kami akan membagi mujizat-mujizat ini ke dalam tiga
kategori, yaitu: menyembuhkan orang sakit, mengusir setan keluar, dan
mujizat atau alam. Pada akhirnya, kita akan melihat apakah Yesus atau
Muhammad memperlengkapi pengikut mereka untuk melakukan penyembuhan atau
mujizat.
KESEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Muhammad
Bahkan di
dalam Hadits, hampir tidak ada kisah tentang Muhammad berdoa untuk
orang-orang agar mereka disembuhkan dari penyakit fisik. Saya
memperhatikan hanya ada dua kisah seperti di bawah ini.
Muhammad dan
Abu Bakar bersembunyi di dalam gua selama pelarian mereka dari Mekah ke
Medinah (hijrah yang kedua). Seorang sejarawan mengatakan bahwa saat itu
Abu Bakar digigit ular beracun dan mulai menderita kesakitan akibat
racun ular itu. Muhammad berkata, “Jangan sedih, Abu Bakar, karena Allah
bersama kita.” Kemudian Abu Bakar menjadi sehat kembali. Ini adalah
kisah yang sangat popular di antara umat Islam dan sering dipakai dalam
ceramah, terutama dalam peringatan perayaan tahun hijrah setiap
tahunnya. Kisah ini diceritakan oleh Umar ibn al-Khattib setelah
mendengar cerita dari Abu Bakar. Namun, sejarawan Ibn Kathir mengatakan
bahwa hadits ini tidak diketahuinya dan ia mempertanyakan kebenarannya.
Ibn
Kathir juga menyebutkan perbedaan versi dari kisah ini. Dalam cerita di
atas, Abu Bakar dikatakan sedang bersama utusan Allah di dalam gua, dan
tangan Abu Bakar terluka karena terantuk batu. Muhammad tidak berusaha
untuk mendoakannya atau menyentuh tangannya agar sembuh, tetapi Abu
Bakar menciptakan sebuah puisi Arab, yang diarahkan ke jarinya. “Kamu
hanyalah jari, kamu hanyalah jari yang berdarah, dan darah ini terjadi
karena Allah.” Ibn Kathir menyangkal bahwa luka di atas adalah akibat
gigitan ular, meski demikian ia mengakui bahwa benar jari Abu Bakar
terluka. Namun berbeda dengan sejarawan tersebut, kebanyakan umat Islam
mempercayai bahwa luka itu disebabkan oleh ular.
Contoh kedua
berasal dari hadits yang diceritakan oleh Aisah, isteri kedua Muhammad.
Ia berkata bahwa Muhammad biasa berdoa untuk menyembuhkan
isteri-isterinya dan orang-orang Islam yang sedang sakit, dengan cara
menyentuh mereka dengan tangan kanannya sembari berdoa. Namun, Aisah
adalah satu-satunya orang yang menceritakan Muhammad seperti ini. Jika
Muhammad biasa berdoa bagi orang-orang Islam yang sakit, maka seharusnya
para pengikut yang lain juga akan menceritakan hal yang sama. Tetapi,
tidak ada cerita tentang orang-orang yang disembuhkan setelah Muhammad
berdoa.
Bahkan jika kita menemukan cerita tentang penyembuhan ini
di dalam hadits, maka kisah itu akan bertentangan dengan ajaran di
dalam Al Quran, yang mengatakan bahwa Muhammad tidak melakukan perbuatan
mujizat. Jika hadits bertentangan dengan Al Quran, maka hadits
seharusnya ditolak.
Komentar Aisah ini jarang dikhotbahkan karena
penyembuhan bukanlah subyek yang sering dibicarakan oleh para imam.
Penyembuhan bukanlah bagian penting di dalam Islam.
Bukannya
memberikan contoh bagaimana Alah melakukan penyembuhan, sejarah Islam
malah lebih banyak menunjukkan beberapa contoh bahwa ketika penyembuhan
dibutuhkan, hal itu tidak terjadi.
Ketika umat Islam pertama kali
tiba di Madinah, banyak di antara mereka yang sakit dan menjadi tidak
sadar akibat demam tinggi, meski Muhammad tidak menjadi sakit. Tidak ada
catatan bahwa ia berdoa untuk penyembuhan, tetapi ketika ia melihat
beberapa orang Islam sedang berdoa sambil duduk, ia berkata kepada
mereka, “Ketahuilah, bahwa doa yang dilakukan sambil duduk hanya
bernilai setengah dari doa yang dilakukan sambil berdiri.” Para
sejarawan menyimpulkan, “Oleh karena itu, umat Islam yang sedang
bergumul dengan rasa sakit mencoba berdiri di dalam kelemahan dan
kesakitan mereka, untuk mencari berkat.”
Muhammad hanya memiliki
dua orang anak laki-laki (Al Kasim dan Ibrahim), dan keduanya meninggal
dunia ketika mereka masih anak-anak. Hadits mencatat tentang kematian
Ibrahim:
“Kami pergi bersama rasul Allah kepada Abu Saif, dan ia
adalah suami dari pengasuh Ibrahim (anak nabi).” Utusan Allah mengambil
Ibrahim, dan menciumnya, dan membaui ia, dan tidak lama kemudian kami
masuk ke rumah Abu Saif, dan pada saat itu, Ibrahim menghembuskan nafas
terakhirnya dan mata utusan Allah mulai berlinangkan air mata. Abdur
Rahman bin Auf berkata, “Wahai Rasul Allah, bahkan engkau pun menangis!”
Ia menjawab, “Ya Ibn Auf, ini adalah belas kasihan.” Kemudian ia
menghapus air matanya dan berkata lagi, “Mataku mengeluarkan air mata,
dan hatiku sedih, tetapi kami tidak akan berkata apapun selain hal-hal
yang menyenangkan Tuhan. Ya Ibrahim! Sesungguhnya hati kami sedih karena
kepergianmu.”
Jika Muhammad dapat berdoa untuk menyembuhkan
orang sakit, saya yakin ia sudah akan melakukan sesuatu untuk mencegah
anaknya supaya tidak sampai meninggal dunia.
Jadi catatan dari kisah
ini sederhana, “mendoakan orang sakit bukanlah bagian dalam kehidupan
Muhammad. Kemungkinan ia tidak pernah berdoa untuk penyembuhan.”
Yesus
Jika
Anda membaca kitab Injil, Anda akanmelihat ada banyak contoh tentang
kesembuhan fisik yang dilakukan oleh Yesus. Contoh-contoh itu antara
lain:
• Anak seorang perwira yang hampir meninggal (Yohanes 4:48-52)
• Ibu mertua Petrus yang sedang demam (Matius 8:14-15; Markus 1:29-31; Lukas 4:38-39)
• Seorang yang sakit kusta (Penyakit kulit ini seringkali menimbulkan akibat yang fatal) (Matius 8:1-4;
Markus 1:40-45; Lukas 5:12-19; 17:11-19)
• Orang yang lumpuh (Matius 9:1-8; Markus 2:1-12; Lukas 5:18-26)
• Orang lumpuh di kolam Betesda (Yohanes 5:1-15)
• Orang yang lumpuh tangan (Matius 12:9-13; Markus 3:1-6; Lukas 6:6-11)
• Pembantu tentara Romawi yang sedang sakit (Matius 8:5-13; Lukas 7:2-10)
• Membangkitkan anak seorang janda yang telah meninggal (Lukas 7:11-17)
• Membangkitkan anak perempuan seorang pemimpin dari kematian (Matius 9:18-26; Markus 5:21-43; Lukas 8:40-56)
• Perempuan yang mengalami pendarahan (Matous 9:20-22; Markus 5:24-34; Lukas 8:43-48)
• Orang buta (Matius 9:32-34; 20:29-34; Markus 8:22-25; 10:46-52; Yohanes 9:1-38; 18:35-43)
• Seorang yang bisu tuli (Markus 7:31-37)
• Perempuan yang bungkuk dan tidak dapat berdiri tegak (Lukas 13:10-17)
• Seorang dengan penyakit busung air (atau edema) (Lukas 14:1-6)
• Membangkitkan temannya, Lazarus yang telah meninggal untuk keluar dari kuburnya (Yohanes 11:1-44)
• Memperbaiki telinga dari salah seorang pembantu Imam besar setelah Petrus memotongnya dengan pedang (Lukas
22:49-51)
Mengenai
penyembuhan ini, dapat kita lihat beberapa perbandingan ironis antara
Yesus dan Muhammad. Sebagai contoh, Muhammad tidak menyembuhkan para
pengikutnya yang menderita deman tetapi Injil secara spesifik
menyebutkan Yesus menyembuhkan demam dua orang – ibu mertua Petrus
(Markus 1:29-31) dan anak seorang pegawai istana (Yohanes 4:48-52). Dan
juga, sementara Muhammad tidak dapat menyelematkan nyawa kedua anak
lelakinya, Yesus justru membangkitkan dua orang anak dari kematian, anak
seorang pejabat tinggi dan anak seorang janda. Yesus juga menyembuhkan
seorang anak laki-laki yang hampir mati di Kapernaum hanya dengan
berkata kepada ayahnya, “Anakmu hidup” (Yohanes 4:50).
Pada bagian
ini, kita telah mengetahui bahwa kesembuhan merupakan peranan penting
dalam kehidupan Yesus namun sedikit atau bahkan tidak ada di dalam
kehidupan Muhammad. Sekarang mari kita lihat apa yang Yesus dan Muhammad
pikiran tentang maksud dari kesembuhan dan penyebab sakit penyakit.
PENYEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Muhammad
Saya
tahu tidak ada ajaran Muhammad tentang maksud dari kesembuhan. Meski
demikian ia melakukannya, mengajar tentang sumber-sumber penyakit. Mari
kita lihat kembali pada ayat yang saya kutip untuk orang-orang yang
sedang sakit.
“Jika Allah menimpakan suatu kemudaratan kepadamu,
maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah
menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak
karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang
dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya.”
--- Surat 10:107 ---
Muhammad
berpikir bahwa penyakit itu berasal dari Allah, jadi umat Islam percaya
bahwa ketika seseorang sakit, pasti ada alasan di belakang itu. Mungkin
saja, orang itu melakukan suatu kesalahan atau berbuat dosa menentang
Allah, jadi Allah memberinya penyakit untuk menyucikan ia dari perbuatan
salahnya. Umat Islam percaya bahwa penyucian ini akan menempatkan
sesorang pada posisi yang lebih baik di hadapan Allah pada hari
penghakiman.
Ayat ini juga mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya
pribadi yang dapat menghilangkan penyakit. Ajaran ni membuat saya
sebagai umat Islam frustasi. Saya bingung, ”Jika Anda sakit dan berdoa
minta tolong kepada Allah, apa yang Anda harapkan? Jika Allah yang
mengirimkan penyakit, bagaimana Anda meyakinkannya untuk menariknya
kembali?”
Yesus
Yesus berkata bahwa penyembuhan dan mujizat
yang ia lakukan merupakan tanda bagi orang-orang bahwa ia benar-benar
berasal dari Tuhan.
“Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang
pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya:
"Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang
lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes
apa yang kamu dengar dan kamu lihat: orang buta melihat, orang lumpuh
berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati
dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.”
--- Matius 11:2-5 ---
Sama seperti yang Yesus katakan kepada orang-orang Yahudi:
“Maka
orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya: "Berapa
lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau
Mesias, katakanlah terus terang kepada kami." Yesus menjawab mereka:
"Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi kamu tidak percaya;
pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama Bapa-Ku, itulah yang
memberikan kesaksian tentang Aku,”
--- Yohanes 10:24-25 ---
¬¬¬
Kitab Injil juga mengatakan bahwa Yesus termotivasi oleh belas kasihan untuk menyembuhkan orang-orang yang tenderita
“Ketika
Yesus mendarat, Ia melihat orang banyak yang besar jumlahnya, maka
tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka dan Ia
menyembuhkan mereka yang sakit.”
--- Matius 14:14 ---
Lihat juga Matius 20:34; Markus 1:41
Belas
kasihan Yesus bagi orang-orang sakit terlihat dalam pengajarannya
tentang penyebab penyakit. Kita dapat mengetahui sudut pandang Yesus
melalui berbagai komentar yang dibuatnya ketika menyembuhkan orang-orang
sakit. Ia berkata:
1. Sakit penyakit dapat merupakan akibat dosa.
“Kemudian
Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Tuhan lalu berkata kepadanya:
"Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan
terjadi yang lebih buruk."”
--- Yohanes 5:14 ---
2. Sakit penyakit bisa saja terjadi tanpa sebuah kesalahan.
Waktu
Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa,
orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?" Jawab
Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena
pekerjaan-pekerjaan Tuhan harus dinyatakan di dalam dia.
--- Yohanes 9:1-3 ---
3. Sakit penyakit dapat disebabkan oleh kuasa setan.
“Kemudian
dibawalah kepada Yesus seorang yang kerasukan setan. Orang itu buta dan
bisu, lalu Yesus menyembuhkannya, sehingga si bisu itu berkata-kata dan
melihat. ”
--- Matius 12:22 ---
Lihat juga Matius 9:32-34; Markus 7:31-37
Kita
telah mengetahui tentang kesembuhan penyakit fisik, sekarang mari kita
lihat kesembuhan secara spiritual – dengan cara mengusir setan.
PENYEMBUHAN PENYAKIT FISIK
Baik
Muhammad maupun Yesus, sama-sama berbicara tentang setan dalam ajaran
mereka. Masalah yang ingin saya bicarakan di sini adalah apa yang
dilakukan oleh setiap orang yang datang kepada mereka untuk meminta
pertolongan mengusir setan.
Muhammad
Namun demikian, Muhammad
tidak mengetahui bagaimana mengusir setan. Bahkan Al Quran mengatakan
bahwa jin (atau setan) datang untuk mendengar Muhammad mengutpip Al
Quran:
“Katakanlah (ya Muhammad): “Telah disampaikan kepadaku
bahwa sekelompok jin (berjumlah antara tiga sampai sepuluh) telah
mendengarkan (al Quran ini). Lalu mereka berkata, “Sungguh, kami telah
mendengar kutipan (al Quran) yang menakjubkan.”
--- Surat 72:1 ---
Surat
ini menyatakan bahwa beberapa dari jin itu menerima Islam dan menjadi
Muslim (Surat 72:14). Ketika Muhammad berdoa, mereka mengerumuninya
untuk mendengarkannya (Surat 72:19).
Jadi hubungan Muhammad dengan para setan sangat berbeda dengan Yesus!
Namun,
kami mempunyai sebuah contoh tentang seorang wanita yang datang kepada
Muhammad dan meminta tolong kepadanya karena ia merasa dirinya telah
diserang oleh setan.
“Seorang perempuan muslim datang kepadanya
dan bertanya, “Setan-setan ini merasuki, menyakiti, dan menyiksaku.”
Muhammad menjawab, “Jika engkau bersabar ketika menghadapinya, maka
engkau akan berada di hadapan Allah pada Hari Penghakiman dan terbebas
dari segala dosa, dan tidak akan ada penghakiman ke atasmu. Ia berkata,
“Aku bersumpah demi nama dia yang mengutusmu bahwa aku akan bersabar
sampai aku bertemu dengan Allah, tetapi aku takut setan ini akan datang
dan membuatku membuka pakaianku (di depan orang banyak)” (dan aku akan
berdosa). Kemudian Muhammad menjawabnya, “Setiap saat engkau merasakan
setan di dalam dirimu, engkau harus pergi ke Ka’abah dan membungkus
dirimu dengan kain-kain yang dihamparkan di depan Batu Hitam” Kemudian
Muhammad mendoakan perempuan itu.”
Mari pikirkan apa yang
Muhammad tawarkan kepada perempuan ini. Ia tidak mengusir setan itu dari
dalam dirinya. Malah sebaliknya, ia menyuruh perempuan itu untuk
bertahan dan berkata bahwa perempuan itu akan mendapatkan kelepasan
apabila ia pergi ke Batu Hitam di Ka’abah.
Saran Muhammad sesungguhnya sangat bertentangan dengan ajaran dalam Al Quran, yang berkata:
“Dan
jika kamu ditimpa suatu godaan setan, maka berlindunglah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”
--- Surat 7:200 ---
Dari
sini dapat kita simpulkan dengan mudah, bahwa Muhammad tidak
menampilkan dirinya sebagai seseorang yang dapat mengusir setan.
Yesus
Ketika
Yesus bertemu dengan seseorang yang terikat dengan kuasa setan, ia
berkata kepada setan tersebut untuk meninggalkan tubuh orang itu. Sebuah
contoh yang menarik adalah ketika dua orang gila bertemu dengan Yesus
ketika mereka mengembara di kuburan di daerah Gadara. Mereka sangat
kuat, sehingga orang-orang takut untuk melewati daerah itu. Setan-setan
yang merasuk di dalam tubuh kedua orang itu memohon kepada Yesus, “Jika
Engkau mengusir kami keluar, suruhlah kami pindah ke kawanan babi di
sana.” Lalu Yesus berkata kepada mereka, “Pergilah!” dan setan-setan
itupun keluar dari tubuh kedua orang itu (Matius 8:28-34).
Contoh-contoh lain tentang Yesus mengusir setan keluar adalah:
• Orang di sinagog (Markus 1:23-28; Lukas 4:33-37)
• Orang yang buta dan bisu (Matius 12:22)
• Orang yang bisu (Matius 9:32-34)
• Anak perempuan dari perempuan Kanaan (Matius15:21-28; Markus 7:24-30)
• Seorang anak laki-laki yang menderita kejang (Matius 17:14-21; Markus 9:14-30; Lukas 9:37-43)
Sebagai
tambahan dari cerita-cerita di atas, Injil seringkali menyebutkan
secara umum bahwa Yesus mengusir setan keluar ketika orang-orang datang
kepadanya untuk meminta pertolongan (Matius 4:24; 8;16; Markus 1:34,
39). Yesus berkata bahwa mengusir keluar setan itu hanya bisa dilakukan
oleh kuasa Tuhan (Lukas 11:14-28).
Sekarang mari kita masuk ke dalam satu wilayah yang menunjukkan perdebatan terhadap Muhammad – mujizat.
MUJIZAT
Muhammad
Kita
telah mengetahui bahwa Muhammad tidak tahu bagaimana caranya berdoa
bagi kesembuhan fisik, ataupun mengusir keluar setan. Lalu apakah dia
tahu tentang bagaimana melakukan mujizat?
Seperti yang telah saya
sebutkan pada bagian awal bab ini, mujizat masih menjadi perdebatan di
antara umat Islam. Sebagian umat Islam melihat Al Qur’an sebagai mujizat
terbesar. Selain itu, mujizat tidak memiliki peranan apa-apa dalam
kisah hidup Muhammad. Dengan kata lain, mujizat tidak digambarkan dapat
menarik orang banyak datang kepada Muhammad. Mereka tidak memiliki
pengaruh besar terhadap bagaimana orang-orang memperlakukannya atau
bagaimana ia menyampaikan pesannya.
Dengan latar belakang ini, mari kita lihat referensi kemungkinan mujizat yang dilakukan oleh Muhammad.
Sebuah kisah yang terkenal adalah “membelah bulan,” digambarkan dalam hadits berikut ini:
“Orang-orang
Mekah bertanya kepada Rasul untuk menunjukkan kepada mereka sebuah
tanda (mujizat). Kemudian ia menunjukkan kepada mereka (mujizat) tentang
menembus bulan.”
Al Qur’an membuat referensi ini ke dalam Surat 54:1:
“Telah dekat (datangnya) saat itu dan telah terbelah bulan.”
Banyak
umat Islam percaya bahwa bulan terbelah menjadi dua dan muncul menjadi
dua bagian di langit. Peristiwa ini diduga terjadi di Mekah kurang-lebih
lima tahun sebelum hijrah. Namun, tidak ada referensi yang tentang
mujizat ini ketika Muhammad ditantang untuk melakukan sebuah tanda. Ini
adalah masalah yang belum terpecahkan.
Beberapa contoh mujizat lainnya yang terdapat hanya di dalam Hadits dan tidak disebutkan dalam Al Qur’an, antara lain:
• Memperbanyak uang untuk membayar hutang
• Memperbanyak air:
- dari tempat minum
- di dalam sumur
- dari dua kantong air yang dipinjam dari seorang perempuan yang sedang mengendarai unta
• Menurunkan hujan pada musim kering di Medinah
• Terang menerangi dua pengikut Muhammad yang berjalan di dalam kegelapan
• Pohon palem menangis setelah Muhammad pergi
• Tanah menelan sekelompok orang Kristen yang berbohong
• Serigala berbicara dan mengundang seorang manusia untuk menerima Islam
•
Perjalanan Muhammad di malam hari di mana ia menceritakan bahwa dirinya
terbang dari Mekah ke Yerusalem lalu melihat surga dan neraka.
Yesus
Ketika
Yesus menjadi terkenal karena penyembuhan yang ia lakukan, ia juga
dicari orang karena berbagai mujizat yang ia lakukan. Contoh yang
menarik adalah ketika lima ribu orang laki-laki pergi ke bukit untuk
mendengarkan ajarannya, dan menunggu sedemikian lama sehingga mereka
menjadi lapar. Para murid ingin memulangkan mereka, tetapi ketika Yesus
mendapatkan lima potong roti dan dua ekor ikan, ia memerintahkan para
murid untuk memberi mereka makan. Mujizatnya adalah bahwa dari sejumlah
kecil roti dan ikan dapat memberi makan semua orang. Dan selanjutnya
Yesus dicari oleh banyak orang yang mengingatnya mampu menggandakan
makanan (Yohanes 6:1-27).
Beberapa contoh lainnya yang menunjukan mujizat yang dilakukan oleh Yesus, antara lain:
• Mengubah air menjadi anggur dalam sebuah acara pernikahan (Yohanes 2:1-11)
• Menangkap ikan dalam jumlah banyak (Lukas 5:1-11; Yohanes 21:1-14)
• Meredakan badai ketika ia dan murid-muridnya menyeberang danau (Matius 8:23-27; Markus 4:35-41; Lukas 8:22-
25)
• Memberi makan orang banyak dengan makanan yang jumlahnya sedikit (Matius 14:13-21; 15:32-38; Markus 6:34-44
; 8:1-9; Lukas 9:12-17; Yohanes 6:1-15)
• Berjalan di atas air sementara sedang terjadi badai (Matius 14:22-33; Markus 6:45-52; Yohanes 6:16-21)
• Menemukan uang untuk membayar pajak di dalam mulut ikan (Matius 17:24-28)
• Membuat pohon ara menjadi kering (Matius 21:18-22; Markus 11:20-25)
Ada
beberapa mujizat dilakukan di depan orang banyak (mujizat di acara
pernikahan dan pelipatgandaan makanan), tetapi ada juga yang hanya
dilihat oleh murid-murid terdekatnya.
Jadi, tampaknya ada beberapa
mujizat yang dilakukan baik oleh Muhammad maupun oleh Yesus. Tetapi, apa
yang menjadi alasan dari diadakannya mujizat-mujizat ini?
Alasan Muhammad Melakukan Mujizat
Beberapa
orang mengatakan mujizatnya adalah tanda kerasulan Muhammad, tetapi Al
Qur’an menyatakan bahwa wahyu kepada Muhammad adalah satu-satunya tanda
yang diberikan kepadanya. Hal inilah yang menjadi pokok perdebatan.
Alasan Yesus Melakukan Mujizat
Yesus
melakukan mujizat sebagai tanda bahwa Ia adalah Tuhan, terutama bagi
para pengikutnya. Sebagai contoh, mujizat pertama yang dilakukan oleh
Yesus adalah mengubah air menjadi anggur di sebuah acara pernikahan. Hal
ini merupakan pertunjukkan kuasa yang efektif bagi para pengikutnya
yang baru.
Yesus juga menunjukkan belas kasihan melalui mujizat yang ia lakukan, terutama ketika memperbanyak makanan bagi orang banyak.
“Lalu
Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh
belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti
Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka
pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.”
--- Matius 15:32 ---
PENYEMBUHAN DAN MUJIZAT OLEH PARA MURID
Bagian
akhir dari bab ini akan meliuhat pada apakah Yesus dan Muhammad
mengajarkan murid-muridnya untuk mempraktekkan penyembuhan dan mujizat.
Muhammad
Muhammad
tidak mengajarkan para muridnya berdoa untuk penyembuhan atau mujizat.
Tidak ada hadits yang menyatakan Muhammad berkata, “Jika salah seorang
saudara atau anak-anakmu sakit, berdoalah dan mintalah kesembuhan dari
Allah”. Tidak ada catatan dalam sejarah Islam bahwa para pengikut
Muhammad melakukan penyembuhan atau mujizat. Hal ini bukanlah metode
bagi merea untuk menyebarkan agama Islam. Sebaliknya, setelah kematian
Muhammad, mereka tetap mengorganisir anggotanya secara militer dan terus
menyebarkan agama Islam melalui jihad.
Yesus
Yesus mengharapkan murid-muridnya untuk melakukan penyembuhan dan mujizat yang sama seperti yang ia lakukan bahkan lebih lagi.
“Aku
berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan
pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi
kepada Bapa.”
--- Yohanes 14:12 ---
Ketika Yesus mengirim para muridnya untuk berkhotbah, ia berkata kepada mereka:
“Sembuhkanlah
orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah
setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu
berikanlah pula dengan cuma-cuma.
--- Matius 10:8; lihat juga Markus 3:15; Lukas 10:9 ---
Pertanyaannya
adalah, “Apakah para murid juga dapat menyembuhkan dan mengusir keluar
setan seperti yang dilakukan oleh Yesus?” Jawabannya adalah “Ya”.
“Lalu
pergilah mereka memberitakan bahwa orang harus bertobat, dan mereka
mengusir banyak setan, dan mengoles banyak orang sakit dengan minyak dan
menyembuhkan mereka.”
--- Markus 6:12-13 ---
“Kemudian
ketujuh puluh murid itu kembali dengan gembira dan berkata: "Tuhan, juga
setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu."”
--- Lukas 10:17 ---
Perjanjan
Baru menjelaskan bahwa setelah kematian dan kebangkitan Yesus, para
pengikutnya juga melakukan “berbagai perbuatan heran dan tanda-tanda
mujizat.” (Kisah Para Rasul 2:43; lihat juga Roma 15:19). Sebagai
contoh:
• Menyembuhkan orang lumpuh sejak lahir (Kisah Para Rasul 3:1-10; 14:8-10)
• Sepasang suami isteri yang langsung jatuh meninggal karena berbohong (Kisah Para Rasul 5:1-11)
• Para murid dibebaskan dari penjara oleh malaikat (Kisah Para Rasul 5:19-20)
• Roh jahat keluar; orang lumpuh dan timpang disembuhkan (Kisah Para Rasul 8:6-13)
• Orang lumpuh disembuhkan (Kisah Para Rasul 9:32-35)
• Seorang perempuan dibangkitkan dari kematian (Kisah Para Rasul 9:36-41)
• Nabi palsu dibutakan (Kisah Para Rasul 13:8-11)
• Seorang anak muda dibangkitkan setelah meninggal karena terjatuh (Kisah Para Rasul 20:9-12)
• Tidak terluka setelah digigit ular berbisa (Kisah Para Rasul 28:3-5)
Orang
banyak tertarik untuk datang kepada para murid dan pesan yang mereka
sampaikan karena mujizat dan kesembuhan-kesembuhan, sama seperti mereka
tertarik kepada Yesus.
KESIMPULAN
Penyembuhan dan mujizat
membantu kita untuk melihat lebih banyak lagi perbedaan antara Yesus dan
Muhammad. Kegiatan Yesus di depan orang banyak ditandai oleh
penyembuhan, mengusir setan dan melakukan berbagai mujizat. Setelah
kematian dan kebangkitannya, para pengikutnya juga menarik orang banyak
mendengarkan pesarn mereka melalui penyembuhan, mengusir setan dan
mujizat-mujizat.
Sebaliknya, sejarah Islam mencatat hanya sedikit
kisah tentang mujizat yang dikaitkan dengan Muhammad dan hampir tidak
ada kisa cerita tentang penyembuhan atau mengusir setan.
Penyembuhan
merupakan cara efektif yang dilakukan oleh Yesus dalam menyebarkan
pesannya, sekarang mari kita kembali melihat cara yang paling efektif
bagi Muhammad dalam menyebarkan pesannya – yaitu melalui jihad atau
perang suci.
Sumber: http://jesus-muhammad.blogspot.com/2009/08/12-penyembuhan-dan-mujizat.html