Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. (Markus 16:15-16)

Selasa, 21 Juli 2015

Kasih Di Dalam Kristus

Kasih Kristus Menggerakkan Kita untuk Mengasihi


 
”Yesus, yang mengasihi miliknya yang ada di dalam dunia, mengasihi mereka sampai ke akhir.”YOH. 13:1.

1, 2. (a) Mengapa kasih Yesus luar biasa? (b) Aspek kasih apa saja yang akan kita bahas dalam artikel ini?

YESUS adalah teladan sempurna dalam hal kasih. Segalanya tentang dia—ucapannya, tingkah lakunya, ajarannya, dan kematiannya sebagai korban—mempertunjukkan kasihnya. Hingga akhir kehidupannya di bumi, Yesus memperlihatkan kasih kepada orang-orang yang ia temui dan terutama kepada murid-muridnya.

2 Teladan Yesus yang menonjol dalam hal kasih menetapkan standar yang tinggi untuk diikuti murid-muridnya. Hal itu juga memotivasi kita untuk memperlihatkan kasih yang serupa kepada saudara-saudari rohani kita dan juga kepada semua orang. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa yang bisa dipelajari oleh para penatua sidang dari Yesus tentang memperlihatkan kasih kepada saudara-saudari yang melakukan kesalahan, bahkan kesalahan yang parah. Kita akan mengulas juga bagaimana kasih Yesus menggerakkan orang Kristen untuk membantu orang-orang yang mengalami kesulitan, tertimpa bencana, dan menderita penyakit.

3. Meskipun Petrus melakukan kesalahan serius, bagaimana Yesus memandang dia?

3 Pada malam sebelum kematian Yesus, rasulnya sendiri, Petrus, menyangkal dia tiga kali. (Mrk. 14:66-72) Namun, seperti yang sudah Yesus nubuatkan, Petrus bertobat. Yesus pun mengampuninya, dan memercayakan kepada Petrus berbagai tanggung jawab yang besar. (Luk. 22:32; Kis. 2:14; 8:14-17; 10:44, 45) Apa yang kita pelajari dari sikap Yesus terhadap orang-orang yang melakukan kesalahan serius?

Perlihatkan Sikap Mental Kristus terhadap Pelaku Kesalahan

4. Situasi apa yang terutama menuntut kita memperlihatkan sikap mental Kristus?

4 Di antara banyak situasi yang menuntut kita memperlihatkan sikap mental Kristus, yang terutama memedihkan hati adalah menghadapi perbuatan salah yang serius, entah di dalam keluarga atau sidang. Sungguh menyedihkan, seiring dengan mendekatnya klimaks dari hari-hari terakhir sistem Setan, roh dunia memakan semakin banyak korban di bidang moral. Tingkah laku moral dunia ini yang buruk atau apatis bisa merongrong semua, tua maupun muda, sehingga mengikis tekad mereka untuk berjalan di jalan yang sempit. Pada abad pertama, ada saudara-saudari yang harus dipecat dari sidang Kristen, dan ada yang ditegur. Demikian pula dewasa ini. (1 Kor. 5:11-13; 1 Tim. 5:20) Meskipun demikian, jika para penatua yang menangani kasus-kasus ini memperlihatkan kasih seperti Kristus, itu bisa berdampak besar atas diri sang pelaku kesalahan.

5. Bagaimana para penatua hendaknya meniru sikap Kristus terhadap pelaku kesalahan?

5 Seperti Yesus, para penatua harus menjunjung standar Yehuwa yang adil-benar setiap waktu. Dengan demikian, mereka mencerminkan kelemahlembutan, kebaikan hati, dan kasih Yehuwa. Apabila seseorang betul-betul bertobat, ”patah hati”, dan ’remuk semangat’ karena kesalahannya, mungkin tidak sulit bagi para penatua untuk ”menyesuaikan kembali orang tersebut dengan roh kelemahlembutan”. (Mz. 34:18; Gal. 6:1) Namun, apa yang harus dilakukan ketika mereka berhadapan dengan orang yang membangkang dan kurang atau tidak menunjukkan penyesalan?

6. Apa yang harus dihindari para penatua sewaktu menghadapi pelaku kesalahan, dan mengapa?

6 Jika seorang pelaku kesalahan menolak nasihat Alkitab atau berupaya melemparkan kesalahannya kepada orang lain, para penatua dan yang lainnya mungkin merasa geram. Karena mengetahui kerugian yang diakibatkan orang itu, mereka mungkin tergoda untuk mengungkapkan perasaan mereka sendiri tentang tindakan dan sikap orang itu. Namun, kemarahan itu merusak, dan tidak mencerminkan ”pikiran Kristus”. (1 Kor. 2:16; baca Yakobus 1:19, 20.) Yesus memperingatkan beberapa orang di zamannya dengan jelas dan gamblang, tetapi tidak pernah satu kali pun ia mengatakan sesuatu yang mengandung kebencian atau dimaksudkan untuk menyakiti. (1 Ptr. 2:23) Sebaliknya, ia membuka pintu lebar-lebar bagi para pelaku kesalahan untuk bertobat dan memperoleh kembali perkenan Yehuwa. Sesungguhnya, salah satu alasan utama Yesus datang ke dunia adalah ”untuk menyelamatkan orang-orang berdosa”.1 Tim. 1:15.

7, 8. Apa yang hendaknya membimbing para penatua dalam menangani masalah pengadilan?

7 Bagaimana seharusnya teladan Yesus dalam hal ini memengaruhi sikap kita terhadap orang yang harus didisiplin oleh sidang? Ingatlah bahwa pengaturan Alkitab untuk tindakan pengadilan di dalam sidang melindungi kawanan dan bisa menggerakkan pelaku kesalahan yang didisiplin untuk bertobat. (2 Kor. 2:6-8) Sungguh tragis bahwa beberapa orang tidak bertobat dan harus dipecat, namun betapa menghangatkan hati bahwa sejumlah besar dari mereka belakangan kembali kepada Yehuwa dan sidang-Nya. Jika para penatua memperlihatkan sikap seperti Kristus, mereka turut melancarkan jalan bagi pelaku kesalahan untuk bertobat dan akhirnya kembali. Di kemudian hari, beberapa dari mereka mungkin tidak ingat semua nasihat Alkitab yang diberikan para penatua, tetapi mereka pasti akan mengingat bahwa para penatua merespek martabat mereka dan memperlakukan mereka dengan kasih.

8 Oleh karena itu, para penatua harus memperlihatkan ”buah roh”, terutama kasih seperti Kristus, sekalipun sang pelaku kesalahan tidak mau menerima nasihat Alkitab. (Gal. 5:22, 23) Mereka hendaknya tidak pernah terburu-buru mengeluarkan pelaku kesalahan dari sidang. Mereka harus memperlihatkan bahwa mereka ingin orang yang bersalah itu kembali kepada Yehuwa. Jadi, sewaktu seorang pedosa belakangan bertobat, dan memang banyak yang demikian, ia akan sangat berterima kasih baik kepada Yehuwa maupun kepada ”pemberian berupa manusia” yang telah membuatnya merasa lebih mudah untuk kembali ke sidang.Ef. 4:8, 11, 12.

Memperlihatkan Kasih Kristus pada Zaman Akhir

9. Berikan contoh penerapan kasih Yesus kepada murid-muridnya.

9 Lukas mencatat sebuah contoh menonjol dari kasih Yesus. Ia tahu bahwa pada akhirnya, prajurit Romawi akan mengepung kota Yerusalem yang bakal hancur, agar penduduknya tidak melarikan diri. Karena itu, Yesus dengan pengasih memperingatkan murid-muridnya, ”Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh bala tentara yang berkemah, kemudian ketahuilah bahwa penghancuran atasnya sudah dekat.” Apa yang harus mereka lakukan? Yesus memberikan petunjuk yang jelas dan spesifik. ”Kemudian hendaklah orang-orang yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan, dan hendaklah orang-orang yang berada di tengah-tengah kota itu mengundurkan diri, dan hendaklah orang-orang yang berada di daerah-daerah pedesaan jangan masuk ke sana; karena inilah hari-hari untuk menjalankan keadilan, agar semua hal yang tertulis digenapi.” (Luk. 21:20-22) Setelah pasukan Romawi mengepung Yerusalem pada tahun 66 M lalu mundur, orang-orang yang taat pun mengikuti petunjuk itu.

10, 11. Bagaimana kita terbantu untuk siap menghadapi ”kesengsaraan besar” dengan memikirkan orang Kristen masa awal yang melarikan diri dari Yerusalem?

10 Sewaktu melarikan diri dari Yerusalem, orang Kristen perlu memperlihatkan kasih terhadap satu sama lain, sebagaimana Kristus telah memperlihatkan kasih kepada mereka. Mereka tentu harus berbagi milik mereka dengan satu sama lain. Tetapi, nubuat Yesus mengandung penggenapan yang jauh lebih besar daripada sekadar kehancuran kota kuno itu. Ia menubuatkan, ”Akan ada kesengsaraan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia hingga sekarang, tidak, dan juga tidak akan terjadi lagi.” (Mat. 24:17, 18, 21) Sebelum dan selama ”kesengsaraan besar” yang akan datang, kita juga mungkin akan mengalami berbagai kesukaran dan kekurangan. Dengan memiliki sikap mental Kristus, kita akan terbantu untuk bertahan menghadapinya.

11 Pada waktu itu, kita akan perlu mengikuti teladan Yesus, dengan memperlihatkan kasih yang tidak mementingkan diri. Dalam hal ini, Paulus menasihati, ”Marilah kita masing-masing menyenangkan sesamanya dengan apa yang baik untuk membinanya. Sebab bahkan Kristus tidak menyenangkan dirinya sendiri . . . Semoga Allah yang memberikan ketekunan dan penghiburan membuat kamu memiliki di antara kamu sikap mental yang sama dengan yang dimiliki Kristus Yesus.”Rm. 15:2, 3, 5.

12. Kasih seperti apa yang perlu kita kembangkan sekarang, dan mengapa?

12 Petrus, yang merasakan kasih Yesus, juga mendorong orang Kristen untuk memupuk ”kasih sayang persaudaraan yang tidak munafik” dan ’taat kepada kebenaran’. Orang Kristen diminta untuk ’mengasihi satu sama lain dengan sungguh-sungguh dari hati’. (1 Ptr. 1:22) Dewasa ini, kita lebih perlu lagi mengembangkan sifat-sifat Kristus seperti itu. Tekanan atas seluruh umat Allah sudah semakin meningkat. Kita semua hendaknya tidak mengandalkan unsur apa pun dari dunia tua ini, sebagaimana diperlihatkan dengan jelas oleh krisis keuangan dunia baru-baru ini. (Baca 1 Yohanes 2:15-17.) Sebaliknya, karena sistem ini akan segera berakhir, kita perlu mendekat kepada Yehuwa dan kepada satu sama lain, yaitu dengan memupuk persahabatan yang tulus di dalam sidang. Paulus menasihati, ”Dalam hal kasih persaudaraan, milikilah kasih sayang seorang terhadap yang lain. Dalam hal memperlihatkan hormat, hendaklah saling mendahului.” (Rm. 12:10) Dan Petrus menandaskan pokok ini lebih jauh, dengan mengatakan, ”Di atas segalanya, kasihilah satu sama lain dengan sungguh-sungguh, karena kasih menutup banyak sekali dosa.”1 Ptr. 4:8.

13-15. Bagaimana beberapa saudara memperlihatkan kasih seperti Kristus ketika terjadi bencana alam?

13 Di seputar dunia, Saksi-Saksi Yehuwa dikenal karena memperlihatkan kasih yang nyata seperti Kristus. Misalnya, Saksi-Saksi memberikan bantuan sukarela kepada korban badai dan hurikan yang meluluhlantakkan kawasan yang luas di Amerika Serikat bagian selatan pada tahun 2005. Digerakkan oleh teladan Yesus, lebih dari 20.000 Saksi menjadi sukarelawan. Banyak dari mereka meninggalkan rumah yang nyaman dan pekerjaan yang mapan demi membantu saudara-saudari mereka yang terkena bencana.

14 Di sebuah kawasan, air laut menyerbu masuk hingga sejauh 80 kilometer ke daratan, dengan ketinggian air mencapai 10 meter. Ketika air surut, sepertiga rumah dan bangunan lain di jalur badai hancur porak-poranda. Para sukarelawan Saksi dari beberapa negeri, termasuk yang memiliki keterampilan, datang membawa perkakas dan bahan bangunan ke kawasan itu dan bersedia melakukan pekerjaan apa pun yang dibutuhkan. Dua saudari janda kakak-beradik, mengemas barang mereka dan memuatkannya ke dalam truk pikap lalu menempuh perjalanan sejauh 3.000 kilometer untuk membantu. Salah seorang dari mereka tetap tinggal di kawasan itu, masih membantu panitia bantuan kemanusiaan setempat dan melayani sebagai perintis biasa.

15 Lebih dari 5.600 rumah Saksi dan orang lain di wilayah itu telah dibangun kembali atau diperbaiki. Bagaimana perasaan Saksi-Saksi setempat yang menerima kelimpahan kasih yang luar biasa ini? Seorang saudari yang rumahnya hancur pindah ke trailer kecil yang atapnya bocor dan kompornya rusak. Saudara-saudara membangun untuknya sebuah rumah yang sederhana tetapi nyaman. Sambil berdiri di depan rumah barunya yang rapi, ia menangis dengan penuh syukur kepada Yehuwa dan saudara-saudarinya. Dalam banyak peristiwa lain, Saksi-Saksi tetap tinggal di bangunan pengungsian selama setahun atau lebih padahal rumah mereka sudah selesai dibangun ulang. Mengapa? Agar rumah baru mereka bisa ditinggali oleh para pekerja bantuan kemanusiaan. Sungguh teladan yang bagus dalam memperlihatkan sikap mental Kristus!

Memperlihatkan Sikap Kristus kepada Orang Sakit

16, 17. Dengan cara apa saja kita bisa mencerminkan sikap mental Kristus terhadap orang sakit?

16 Tidak banyak dari kita yang mengalami bencana alam yang besar. Namun, hampir setiap orang harus menghadapi masalah kesehatan, entah yang dialami dia sendiri atau anggota keluarganya. Sikap mental Yesus kepada orang sakit menjadi contoh bagi kita. Kasihnya menggerakkan dia untuk merasa kasihan kepada mereka. Ketika banyak orang sakit diantar kepadanya, ”ia menyembuhkan semua orang yang keadaannya menyedihkan”.—Mat. 8:16; 14:14.

17 Dewasa ini, orang Kristen tidak memiliki kemampuan mukjizat untuk menyembuhkan orang, tetapi seperti Yesus, mereka beriba hati terhadap orang sakit. Bagaimana hal itu ditunjukkan? Sebagai satu contoh, para penatua memperlihatkan bahwa mereka memiliki sikap mental Kristus dengan membuat dan memantau pengaturan untuk membantu anggota sidang yang sakit, mengikuti prinsip yang terdapat di Matius 25:39, 40.* (Baca.)

18. Bagaimana dua saudari memperlihatkan kasih yang tulus kepada saudari lain, dan apa saja hasilnya?

18 Tentu saja, kita tidak perlu menjadi penatua untuk berbuat baik kepada orang lain. Perhatikan pengalaman Charlene, 44 tahun, yang mengidap kanker dan diberi tahu bahwa umurnya tinggal sepuluh hari lagi. Dua saudari seiman bernama Sharon dan Nicollete, yang melihat keadaan itu dan menyadari betapa letihnya sang suami yang dengan penuh pengabdian merawatnya, menyediakan diri mereka sepenuh waktu guna membantu Charlene pada hari-hari terakhirnya. Ternyata, hari-hari itu berlangsung sampai enam minggu, tetapi kedua saudari tersebut terus memperlihatkan kasih mereka hingga akhir. ”Sulit rasanya mengetahui bahwa ia tidak akan sembuh,” kata Sharon. ”Namun, Yehuwa membuat kami kuat. Pengalaman itu mendekatkan kami kepada Yehuwa dan kepada satu sama lain.” Suami Charlene mengatakan, ”Saya akan selalu mengenang bantuan yang baik hati dari kedua saudari yang saya kasihi ini. Motif mereka yang murni dan sikap mereka yang positif membuat cobaan terakhir ini lebih mudah bagi Charlene-ku yang setia dan memberi saya kelegaan fisik dan emosi yang benar-benar sedang saya butuhkan. Saya sangat berterima kasih kepada mereka. Pengorbanan mereka memperkuat iman saya kepada Yehuwa dan kasih saya kepada seluruh persekutuan saudara-saudara.”

19, 20. (a) Lima aspek apa dari sikap mental Kristus yang telah kita bahas? (b) Apa tekad Saudara?

19 Dalam tiga artikel ini, kita telah membahas lima aspek dari sikap mental Yesus dan caranya kita bisa meniru pikiran dan tindakan Yesus. Marilah kita bersikap ”lembut dan rendah hati”, seperti Yesus. (Mat. 11:29) Semoga kita selalu berupaya memperlakukan orang lain dengan baik hati, bahkan sewaktu ketidaksempurnaan dan kelemahan mereka terlihat jelas. Dan, marilah kita dengan tabah serta berani menaati segala tuntutan Yehuwa, bahkan saat menghadapi cobaan.

20 Akhirnya, marilah kita memperlihatkan kasih kepada semua saudara-saudari kita ”sampai ke akhir”, seperti Kristus. Kasih seperti itu mengidentifikasi kita sebagai pengikut sejati dari Yesus. (Yoh. 13:1, 34, 35) Ya, ”hendaklah kasih persaudaraan tetap ada di antara kamu”. (Ibr. 13:1) Jangan menahan-nahan diri! Gunakan kehidupan Saudara untuk memuji Yehuwa dan membantu orang lain! Yehuwa akan memberkati upaya Saudara yang sungguh-sungguh.

0 komentar:

Posting Komentar