Kesaksian Yupi
Sebenarnya saya sudah lama
mengikuti situs ini, juga yang berbahasa Melayu. Puji syukur melalui situs ini
keluarga saya, terutama mertua boleh menerima Yesus Kristus, yang secara akal
pikiran manusia adalah mustahil bagi yang digelari haji dan hajjah, tetapi bagi
Yesus tidak ada yg mustahil. Dia menjawab doa saya,... dan disini saya
mengucapkan banyak terima kasih pada Saudara Hamzah serta meminta maaf kerena
saya telah meng-kopi lagu-lagu beliau dan dibagi-bagikan kepada kawan-kawan
saya.
Bagagaimana
saya mengenal Yesus
Baiklah akan saya mulai
kenapa saya boleh mengenal Yesus. Saya dilahirkan dari keluarga Islam, suku
Melayu dari Kalimantan. Keluarga saya sangat taat, sejak kanak-kanak saya sudah
disekolahkan di Madrasah sampai Aliyah. Malah saya juga diajarkan ilmu
kebatinan, kekebalan, dan hal-hal gaib. Saya jadi sombong, karena saya bisa ke
dunia lain berjumpa dengan jin-jin.
Siswa
kerasukan dikelas
Satu peristiwa yang sedikit
merubah pikiran saya adalah ketika banyak siswa dan siswi kesurupan saat kami
sedang ikut mengaji, waktu itu saya dikelas 2. Semua guru pada panik,
ketakutan. Saya yang punya ilmu coba mengatasi dengan segala mantra dan ayat
Quran, tapi sia-sia, jin kawan saya tidak kunjung tiba, demikian juga Allah dan
Nabi Junjungan biar saya sudah teriak-teriak, malah yang kesurupan tambah tidak
karu-karuan.
Untuk menjaga harga diri,
saya pergi dan kembali ke rumah. Saya kecewa, saya baca ayat Al Quran dan
mantra, jin yang paling dekat dengan saya akhirnya muncul. Saya bertanya,
“kemana kalian?” Jawabnya, “Maaf kawan anda kerasukan jin non Muslim, itu butuh
ilmu yg amat tinggi.” Saya diam, menahan emosi untuk tidak menyalahkan agamaku,
Nabiku yang saya shalawati dan Allah yang tauhid.
Cahaya
yang terang
Karena ilmu saya kurang,
saya akhirnya berguru sampai ke negeri Arab. Setahun kemudian saya pulang, dan
karena merasa kuat akhirnya saya tantang umat Kristen, Hindu, dan Kaharingan
yang saya benci. Memang sebagian dari mereka ada yang takluk, namun terakhir
saya harus menyerah, roh saya telah meninggalkan tubuh saya dan dalam
perjalanan saya bertemu dengan sebuah cahaya yang terang, dan sesosok wajah
yang amat indah dan yang berkata, “Kembalilah Nak”.
Tiba-tiba saya terbangun,
keluarga dan kerabat terkejut, ada yang berteriak, “Setannn.!!!” Ternyata saya
sudah divonis mati setelah 6 hari tidak sadarkan diri. Mamaku datang memelukku,
sambil berkata, “Nak…hidup, insyah Auloh...”
Setelah tamat Aliyah saya
hijrah ke Indonesia, orang tuaku menginginkan saya studi di perguruan tinggi
islam.
Tapi tanpa sepengetahuan
mereka saya malah studi di sebuah universitas swasta. Saya tidak tahu mau ke
jurusan mana. Malamnya saya bermimpi bertemu dengan orang yang pernah saya
lihat dalam cahaya terang, dia memberikan saya stetoskop dan sebuah jarum
suntik. Saya terbangun, kupikir mana mungkin dengan ijazah Aliyah yang
pas-pasan.
Ternyata bagi Yesus tidak
ada yg mustahil. Selama saya di Islam saya tidak pernah merasakan hadirat
Allah. Yang ada hanya mahluk jin.
Membaca
Quran terjemahan
Hati saya mulai terbuka, apalagi
setelah mendapat Quran terjemahan. Betapa saya kaget dengan ayat-ayat yang saya
baca, inikah wahyu Allah yang penuh ancaman, penuh kebencian? Demikian sejarah
Muhammad, tak sebanding dengan nabi-nabi sebelumnya, begitu memalukan. Kalau di
negeri asalku, buku-buku ini tidaklah mungkin didapat.
Ada
kuasa dalam Nama Yesus
Namun meskipun demikian,
saya masih tetap menjalankan ibadahku sebagai seorang Muslim. Suatu malam saat
saya lagi sholat, datang jin-jin dan kali ini kedatangan mereka tidaklah bersahabat,
mereka mulai menampakan wajah asli yang menyeramkan. Saya dipojokan dan leher
saya dicekik. Saya berteriak dengan memanggil rabi, Allah...serta
mantra-mantra, tapi tidak berhasil. Pada saat kritis saya ingat untuk
mengucapkan kata “YESUS…!!!” Lalu saya berkata dengan sisa-sisa suara yang
lemah, “Yesus tolonglah aku...!!!”
Sekejap ruangan jadi amat
terang, jin-jin, serta setan-setan itu langsung menghilang, di depan saya
berdiri seorang dengan pakaian putih dengan wajah yang sama seperti yang dulu
saya lihat.
Saya tersungkur dan
berkali-kali saya memanggil Yesus, berterima kasih padaNya. Saya merasa
tanganNya membelai kepalaku, dan berkata jadilah anakKu.
Saya
melangkah ke gereja
Saya merasa suka cita yang
tak pernah saya alami, begitu damai, dan dari sinilah saya mulai melangkah ke
gereja. Tapi jalan ini bukanlah mulus, berbagai rintangan beban, dan
teman-teman Muslim-ku sudah menjauhiku. Malah sampai memusuhi. Tapi kasih
Kristus meneguhkanku, teman-teman baruku sungguhlah teman sejati, kami bagaikan
saudara tanpa memandang suku dan golongan. Tak adalah istilah kafir. Semester
terakhir saya bertemu seorang wanita…
Oh Tuhan kenapa Engkau
memilih seorang muslimah buat saya? Ternyata Tuhan berkehendak agar berkat
kasihNya dapat saya salurkan pada orang lain. Selesai lulus, kami disatukan
menjadi suami istri. Kini kami telah dikarunia 2 putra. Istri aktif di
perkumpulan wanita.
Terima Kasih Telah Berkunjung
Tuhan Yesus Memberkati
Tag: Kesaksian
Via: kesaksian-life.blogspot.com
Via: kesaksian-life.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar