1. SATU KETENTUAN DARI ALLAH SENDIRI
Melalui kebenaran-kebenaran yang ditampilkan oleh kaabah (bait suci), sejak
kejatuhan manusia ke dalam dosa, manusia yang najis hanya dapat
dipertemukan dengan Allah yang suci melalui perantaraan Yesus.
Selama
Yesus berada di kaabah surga dan bertindak sebagai Pengantara kita,
segala doa yang kita panjatkan dengan disertai iman untuk pengampunan
segala dosa-dosa kita akan diterima. Tetapi Yesus tidak akan tinggal di
dalam kaabah surga untuk selama-lamanya. Supaya Ia dapat kembali ke
dunia, Ia harus meninggalkan kaabah surga. Apa yang terjadi pada waktu
Yesus meninggalkan kaabah surga dan bagaimana dengan kita? Dua hal ini
tidak dapat kita simpulkan dengan pikiran kita sendiri. Hanya Tuhan yang
dapat menjelaskan perkara-perkara ini melalui firmanNya.
“Dan
bait suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasaNya,
dan seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir
ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.” (Wahyu 15:8).
Perantara di antara manusia dan Allah
sudah meninggalkan kaabah surga (nanti saat sebelum kedatanganNya kedua
kali). Kaabah sudah selesai dibersihkan dari dosa-dosa manusia sepanjang
zaman (nanti). Namun sekarang kaabah itu dipenuhi dengan kemuliaan dan
kuasa Allah. Seorangpun tidak dapat memasuki Bait Suci itu. Doa-doa kita
untuk pengampunan dosa tidak dapat lagi diterima (nanti) pada saat
Yesus telah meninggalkan bait suci sorga dan tidak lagi menjadi
perantara kita!
“Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus cemar.” (Wahyu 22:11).
Setelah Yesus menyelesaikan pekerjaanNya
di kaabah sorga dan keluar dari sana, maka yang pada saat itu masih
melanggar hukum-hukum Tuhan, ia akan terus melanggar. Tidak ada lagi
titik balik. Segalanya sudah ditentukan.
“Barangsiapa… benar, … ia terus berbuat kebenaran; barangsiapa… kudus, … ia terus menguduskan dirinya.” (Wahyu 22:11).
Sementara itu umat Allah mencapai
kesempurnaan tabiat. Mereka akan memantulkan peta Kristus. “Di dalam
mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.” (Wahyu 14:5).
Mereka siap untuk bertemu dengan Yesus. Ini merupakan SATU KETENTUAN DARI ALLAH SENDIRI.
Yang hendak bertemu dengan Yesus, harus bersedia menempuh jalan IMAN
yang menuju pembenaran dan penyucian oleh kuasaNya sendiri.
2. TUNTUTAN ALLAH YANG TINGGI
Apa yang dituntut oleh Allah dari kita bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Kita merasa terkejut karena kita terbenam di dalam jalan pikiran kita sendiri, dan kita terpisah dari kebenaran firmanNya. Pada mula pertama, Yesus (Firman) menciptakan manusia dalam keadaan sempurna tanpa cela. Bumi dipenuhi dengan hidup tanpa bayang kelayuan. Tetapi semua yang indah itu sudah hilang karena manusia memilih untuk tidak menurut firman Tuhan. Karena itulah Pencipta itu datang ke dunia.
“Untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
(Lukas 19:10). Bukanlah kita yang akan memulihkan kembali apa yang
sudah hilang itu. Seringkali kita merasa diri kita begitu besar dan
penting, sehingga kita mengira bahwa kitalah yang akan mengembalikan
diri kita kepada keadaan Adam sebelum kejatuhannya. Bukan begitu! Yesus,
sebagai Khalik, telah kehilangan ciptaanNya. Itulah sebabnya Ia datang
untuk memulihkan kembali apa yang sudah hilang itu. Manusia yang tadinya tidak percaya, diajak dan dihimbau supaya mau percaya kepada firman Yesus dan bertindak selaras dengan itu. Hanya itu saja bagiannya, yaitu untuk mau percaya kepada Yesus. Yang lain adalah pekerjaan Yesus sendiri.
Kita tidak perlu merasa heran apabila Tuhan berseru kepada kita seperti yang kita baca di Imamat 11:45, “Jadilah kudus, sebab Aku ini kudus.” Kita tidak perlu merasa terkejut, sebab apa yang diminta oleh Yesus adalah begitu pada mula pertama. Di dalam kerajaan Kristus tidak ada satupun yang berupa kejahatan, penipuan, atau bentuk dosa lainnya.
Sesudah dunia dan manusia keluar dari tangan Penciptanya, dunia dan
manusia itu terhitung dalam bilangan kerajaan Allah semesta. Tetapi dosa
menyusup ke dalam dunia ini. Oleh sebab itu dunia dikeluarkan dari
perserikatan kerajaan Allah semesta. Dunia menjadi kerajaan iblis.
Tetapi keadaan itu tidak dibiarkan oleh
Kristus. Ia datang untuk merebut kembali bagian kerajaanNya yang sudah
jatuh ke dalam tangan setan. Tiap kali Ia umumkan niatNya untuk
mendirikan kerajaanNya kembali, Ia berseru: “Lakukan segala perintahKu dan jadilah kudus bagi Allahmu.” (Bil. 15:40).
Seruan
Yesus kepada manusia untuk menjadi kudus sebagaimana Dirinya itu kudus
tidak hanya berlaku bagi satu dua generasi sebelum kedatanganNya yang
pertama kali yang disusul oleh kematianNya dan kebangkitanNya, tetapi
juga untuk generasi-generasi yang berikutnya sampai kedatanganNya yang
kedua kali. Tidak hanya kepada kerajaan TeokrasiNya Yesus berseru supaya
rakyatNya menjadi suci, tetapi juga kepada kerajaan kerohanianNya.
“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapanNya.” (Ef. 1:4).
“Juga kamu yang dahulu hidup
jauh dari Allah dan yang memusuhiNya dalam hati dan pikiran seperti yang
nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikanNya, di dalam
tubuh jasmani Kristus oleh kematianNya, untuk menempatkan kamu kudus dan
tak bercela dan tak bercacat di hadapanNya.” (Kol. 1:21, 22).
“Hendaklah kamu menjadi kudus di
dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil
kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (I Pet. 1:15,16).
Begitu jelasnya firman Tuhan itu
sehingga barangsiapa yang secara jujur mau menimbang kebenaran, tidak
mungkin akan memiliki pengertian yang salah. Sebelum dunia dijadikan,
Allah sudah merencanakan untuk mendirikan bagian kerajaanNya di dunia
yang akan berisikan umat yang kudus, dan sekiranya manusia ciptaanNya
itu dikalahkan oleh setan, Tuhan juga sudah menyediakan jalan keluarnya,
supaya barangsiapa yang mau percaya akan dapat dipulihkan kembali ke
dalam keadaan yang kudus, tak bercela, dan tak bercacat di hadapanNya!
Kita tidak perlu merasa takut, khawatir,
atau gelisah menghadapi tuntutan Allah yang begitu tinggi itu! Kita
semua sudah mengalami masa-masa kegelisahan kita, karena kita belum juga
menggenapi apa yang dituntut oleh Allah. Sudah 5, 10, 15, 20, 25, 30,
bahkan sudah ada yang 50 tahun bergabung menjadi Kristen yang hidupnya
masih saja diliputi oleh dosa. Dosa dusta, dosa curiga, dosa iri hati,
dosa benci, dosa marah, dosa bimbang, dosa gelisah, dan sebagainya. Tiap
dosa-dosa kecil itu membuat kita tidak dapat disamakan dengan kekudusan
Allah. Padahal seruan Yesus sangatlah tegas, yaitu supaya kita menjadi
kudus sama seperti Dia. Ya, SAMA SEPERTI DIA!! Mana mungkin? Bagaimana kita menghadapi kesulitan ini?
Ada 3 kemungkinan:
1. Karena sampai sekarang kita belum juga dapat menggenapi tuntutan Allah yang tinggi itu, kita melunakkan tuntutan Allah itu sendiri. Kita berkata bahwa Allah tidak bermaksud seperti apa yang Ia katakan. Telah terjadi kesalahan umum di dalam Prostestan modern, yaitu bahwa sampai Yesus datang kedua kalipun tidak ada manusia yang dapat menjadi suci.
2. Karena tidak ada satu orang Kristen
yang sudah berhasil menggenapi tuntutan Allah yang tinggi supaya kita
menuruti segenap hukum-hukum Tuhan, kita menganggap banyak orang Kristen
munafik, lalu kita meninggalkan agama ini.
3. Kita tahu bahwa belum ada orang yang
sudah menggenapi semua perintah Allah. Tetapi kita tidak menjadi kecil
hati. Kita tidak melunakkan tuntutan-tuntutan Allah, karena
tuntutan-tuntutan itu adalah tuntutan-tuntutan yang adil dan sesuai
dengan pemerintahan kerajaanNya. Adalah kita sendiri yang belum mengerti
sabda Tuhan secara lengkap. Kadangkala, apabila Tuhan berusaha untuk
memberikan terang, kita sendirilah yang tidak percaya dan menolak terang
itu. Itulah sebabnya kita gelisah, khawatir, dan takut. Kita menuduh
Tuhan dengan ketidakadilan dengan tuntutan-tuntutanNya! Tetapi kita mau
menjadi sadar. Tuhan adalah adil! Tuhan penuh kasih terhadap kita! Kita
yang perlu minta untuk diberikan iman, supaya kita berkembang dengan
terang kebenaranNya, supaya kita dapat mengerti apa yang telah
difirmankanNya!
Marilah kita mengambil pilihan ketiga,
supaya kita boleh didamaikan dengan Dia, dan hati kita boleh menjadi
tenang oleh karunia anugerahNya. Walaupun kita sekarang masih sering
tergoda oleh iblis dan cenderung untuk menyerah dalam keputusasaan kita,
biarlah kita tetap mengangkat pandangan kita ke salib di Golgota.
Itulah bukti kasih Kristus bagi kita masing-masing. Itulah bukti
kesediaanNya untuk menolong dan mengangkat kita.
“Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu.”
(Yak. 4:10). Perhatikan baik-baik! Kalau kita mau merendah di hadapan
Yesus, Tuhan sendiri yang akan bekerja untuk mengangkat kita. Jangan
membiarkan diri kita berada di dalam kebimbangan. Biarlah kita ingat apa
yang sudah kita pelajari bersama dalam pelajaran yang lalu tentang
Nikodemus. Nikodemus diminta untuk lahir kembali. Nikodemus berpikir apa
yang harus ia lakukan untuk dilahirkan kembali. Yesus memberi jawaban.
Roh adalah seperti angin yang akan bertiup ke mana saja yang
dikehendakiNya. Nikodemus tidak dapat meniup angin itu. Nikodemus hanya
diminta untuk percaya bahwa angin itu akan bertiup bila dirinya sudah
bersedia. Malam itu, Nikodemus belum bersedia. Tetapi pada waktu Yesus
disalib, pada saat itulah Nikodemus bersedia, dan Roh bertiup! Nikodemus
lahir kembali menurut kehendak Roh dan kesediaannya!!
Jesus Bless You
0 komentar:
Posting Komentar