“Seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: ‘Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat-malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba”' (Wahyu 14:9, 10).
Pekabaran malaikat ketiga memerlukan penyajian tentang Sabat hukum keempat, dan kebenaran ini harus dibawa ke hadapan dunia; tetapi pusat perhatian besar, Yesus Kristus, tidak boleh disingkirkan dari pekabaran malaikat ketiga itu.
Oleh banyak orang yang telah terlibat dalam pekerjaan untuk zaman ini, Kristus telah dijadikan nomor dua, dan teori-teori serta dalil-dalil telah dijadikan nomor satu. Kemuliaan Allah yang dinyatakan kepada Musa sehubungan dengan tabiat llahi tidak dijadikan yang terutama. Tuhan berfirman kepada Musa, “Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu" (Keluaran 33:19). “Berjalanlah Tuhan lewat dari depannya dan berseru, Tuhan, Tuhan, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya, yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa, tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman" (Keluaran 34:6,7).
Tampaknya sebuah tirai ada di depan mata banyak orang yang bekerja dalam pekerjaan, sehingga dengan demikian bilamana mereka menyajikan hukum, mereka tidak memiliki pandangan tentang Yesus, dan tidak memberitakan kenyataan bahwa, di mana dosa banyak, maka kasih karunia melakukan jauh lebih banyak. Di salib di Kalvarilah kemurahan dan kebenaran bertemu bersama-sama, di mana kebenaran dan damai sejahtera bercium-ciuman. Orang berdosa harus senantiasa memandang ke arah Kalvari; dan dengan iman sederhana seorang anak kecil, ia harus bersandar pada jasa-jasa Kristus, menerima kebenaran-Nya dan percaya pada kemurahan-Nya. Para pekerja dalam pekerjaan kebenaran harus menyajikan kebenaran Kristus, bukan sebagai terang baru, melainkan sebagai terang indah yang selama suatu waktu telah hilang dari pemandangan orang banyak. Kita harus menerima Kristus sebagai Juruselamat pribadi kita, dan la mengenakan pada kita kebenaran Allah dalam Kristus. Marilah kita mengulangi dan menjadikan yang terutama kebenaran yang Yohanes kemukakan: "lnilah kasih: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya supaya melalui Dia kita mendapat pengampunan" (1 Yohanes 4:10).
0 komentar:
Posting Komentar